Kriteria 3.5.1
Pelayanan Gizi dilakukan sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinis yang tersedia secara reguler.
Pokok Pikiran
- Terapi gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada pasien berdasarkan pengkajian gizi, yang meliputi
- terapi diet,
- konseling gizi, dan
- pemberian makanan khusus
dalam rangka penyembuhan pasien.
- Kondisi kesehatan dan pemulihan pasien membutuhkan asupan makanan dan gizi yang memadai.
Oleh karena itu, makanan perlu disediakan secara reguler, sesuai dengan
- rencana asuhan,
- umur,
- budaya, dan bila dimungkinkan
- pilihan menu makanan.
Pasien berperan serta dalam perencanaan dan seleksi makanan.
- Pemesanan dan pemberian makanan dilakukan sesuai dengan status gizi dan kebutuhan pasien.
- Penyediaan bahan, penyiapan, penyimpanan, dan penanganan makanan harus dimonitor untuk memastikan keamanan serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan praktik terkini.
Risiko kontaminasi dan pembusukan diminimalkan dalam proses tersebut.
- Setiap pasien harus mengonsumsi makanan sesuai dengan standar angka kecukupan gizi.
- Angka kecukupan gizi adalah suatu nilai acuan kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas fisik untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
- Pelayanan Gizi kepada pasien dengan risiko gangguan gizi di Puskesmas diberikan secara reguler sesuai dengan rencana asuhan berdasarkan hasil penilaian status gizi dan kebutuhan pasien sesuai dengan proses asuhan gizi terstandar (PAGT) yang tercantum di dalam Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas.
- Pelayanan Gizi kepada pasien rawat inap harus dicatat dan didokumentasikan di dalam rekam medis dengan baik.
- Keluarga pasien dapat berpartisipasi dalam menyediakan makanan bila makanan sesuai dan konsisten dengan kajian kebutuhan pasien dan rencana asuhan dengan sepengetahuan dari petugas kesehatan yang berkompeten dan makanan disimpan dalam kondisi yang baik untuk mencegah kontaminasi.
Elemen Penilaian
a)
Rencana asuhan gizi disusun berdasar kajian kebutuhan gizi pada pasien sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pasien (R, D, W).- SOP Konseling Gizi
- SOP Kajian Kebutuhan Pasien
- Hasil konseling gizi kepada pasien
- Hasil kajian kebutuhan gizi pada pasien
- Petugas gizi: Penggalian informasi tentang rencana asuhan gizi
b)
Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara yang baku untuk mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan (R, D, O, W).- SOP Penyiapan makanan
- SOP Penyimpanan makanan
- Form penyimpanan makanan
- Catatan Pemisahan makanan yang cepat membusuk
- Pengamatan surveior terhadap cara penyimpanan makanan
- Petugas gizi: Penggalian informasi tentang cara penyimpanan makanan
c)
Distribusi dan pemberian makanan dilakukan sesuai dengan jadwal dan pemesanan, serta hasilnya didokumentasikan (R, D, O, W)- SOP Distribusi makanan
- SOP Pemberian makanan
- Bukti dilakukan identifikasi makanan sebelum diberikan ke pasien
- Form distribusi makan
- Jadwal pemberian makan pada pasien
- Pengamatan surveior terhadap proses distribusi dan pemberian makanan kepada pasien
- Petugas gizi: Penggalian informasi tentang distribusi dan pemberian makanan kepada pasien
d)
Pasien dan/atau keluarga pasien diberi edukasi tentang pembatasan diet pasien dan keamanan/kebersihan makanan bila keluarga ikut menyediakan makanan bagi pasien (D).- Bukti dilakukan pemberian edukasi gizi kepada pasien dan / atau keluarga pasien jika keluarga ikut menyediakan makanan bagi pasien
e)
Proses kolaboratif digunakan untuk merencanakan, memberikan, dan memantau pelayanan gizi (D, W).- CPPT ( Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) dalam rekam medis
- Petugas gizi: Penggalian informasi tentang pelaksanaan kolaboratif dalam merencanakan, memberikan dan memantau pelayanan gizi
f)
Respons pasien pelayanan Gizi dipantau dan dicatat dalam rekam medisnya (D)- CPPT ( Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) dalam rekam medis
Table of Contents